Selasa, 21 Agustus 2012

Perang Bosnia


Perang Bosnia

Perang Bosnia (Perang Bosnia dan Herzegovina) adalah sebuah konflik bersenjata internasional yang terjadi pada Maret 1992 dan November 1995. Perang ini melibatkan beberapa pihak. Konflik ini melibatkan Bosnia dan Republik Federal Yugoslavia (kemudian berganti nama menjadi Serbia dan Montenegro)[1] begitupula Kroasia.[2

Perang antara etnis Serbia Bosnia dengan etnis Kroat Bosnia


Bosnia dan Herzegovina (1991)
Perang antara etnis Serbia dengan etnis Kroasia terjadi pada awal tahun 1992 akibat tidak menentunya situasi di wilayah Bosnia Herzegovina. Aksi-aksi dari pihak Kroasia terhadap pihak Serbia Bosnia Herzegovina atau sebaliknya telah mengawali perang antara etnis Serbia Bosnia dan Kroat Bosnia. Pecahnya konflik bersenjata antara pihak Serbia Bosnia dan Kroat Bosnia dimulai dari serangan pihak Kroat Bosnia, di bawah pimpinan dari golongan ekstrem kanan Kroasia, terhadap penduduk Serbia Bosnia di desa Sijekovac dekat kota Bosanski Brod (bagian utara Bosnia Herzegovina) yang menewaskan 29 orang penduduk sipil Serbia Bosnia Herzegovina, 7 orang wanita Serbia Bosnia menderita perkosaan dan 3 di antaranya dibunuh.
Peristiwa tersebut dilakukan oleh 35 orang kelompok bersenjata Garda Kroasia/pasukan Kroasia di bawah pimpinan Dobrosav Paraga, yang berakibat memicu terjadinya perang antara pihak Kroat Bosnia dengan Serbia Bosnia. Selanjutnya pertempuran antara Serbia Bosnia dengan Kroat Bosnia tidak saja terjadi di bagian utara wilayah Bosnia Herzegovina akan tetapi juga di wilayah-wilayah lainnya dimanaterdapat kepentingan yang sama antara Serbia Bosnia dan Kroat Bosnia.

[sunting]

[sunting]Perang antara Serbia Bosnia dengan aliansi Kroat Bosnia dan Muslim Bosnia

Dalam upaya politik antara Muslim Bosnia dengan Kroat Bosnia telah terbentuk koalisi sejak proses pemisahan diri Republik Bosnia Herzegovina dari Yugoslavia. Keadaan tersebut juga diikuti di bidang militer dimana terjadi aliansi antara kekuatan militer Muslim Bosnia dengan Kroat Bosnia untuk mengimbangi kekuatan Serbia Bosnia.
Penyelesaian krisis di wilayah Bosnia Herzegovina melalui perundingan yang tidak menghasilkan sesuatu untuk menghentikan krisis Bosnia Herzegovina telah mendorong konflik bersenjata di lapangan antara pihak Serbia Bosnia dengan Muslim-Kroat Bosnia semakin meluas untuk mencapai kepentingan-kepentingannya. Dalam perang saudara, perang antar etnis dan agama yang terjadi di Bosnia Herzegovina banyak diwarnai oleh pertempuran-pertempuran antara pasukan Serbia Bosnia dengan pasukan Muslim-Kroat. Front pertempuran timbul di seluruh wilayah Bosnia Herzegovina.
Pertempuran antara pihak Serbia Bosnia Herzegovina dengan Muslim-Kroat bertambah sengit karena pihak Muslim-Kroat mendapat bantuan kekuatan dari tentara reguler Republik Kroasia yang diperkirakan sekitar 40.000 orang dan tentara-tentara asing (Mujahidin). Kekuatan yang berimbang tersebut mengakibatkan alotnya pertempuran namun pada akhirnya pihak Serbia Bosnia lebih banyak memenangkan pertempuran-pertempuran, karena pasukan Serbia Bosnia lebih terorganisir baik dari segi personel maupun perlengkapan militer.
Hasil pertempuran ternyata hampir 2/3 wilayah Bosnia Herzegovina telah dikuasai oleh pasukan Serbia Bosnia selama 28 bulan terakhir dalam konflik bersenjata yang ada di Bosnia Herzegovina. Akibat perang Serbia Bosnia dengan Muslim-Kroat telah menimbulkan korban yang sangat besar jumlahnya yang diperkirakan ratusan ribu tewas (penduduk sipil maupun militer). Gencatan senjata yang disetujui antara pihak Serbia Bosnia Herzegovina dengan Muslim-Kroasia tidak pernah dilaksanakan akibat banyaknya formasi-formasi militer yang tidak di bawah komando tentara reguler yang ada di Bosnia Herzegovina dan juga diperkirakan akibat kurangnya pengaruh pimpinan politik terhadap pihak-pihak militer.
Perkembangan situasi politik di Bosnia Herzegovina turut memengaruhi perkembangan situasi militer. Kegagalan-kegagalan usaha-usaha perdamaian yang disponsori oleh masyarakat internasional telah mendorong meningkatnya pertempuran-pertempuran di antara pihak-pihak yang bertikai di Bosnia Herzegovina. Persetujuan-persetujuan gencatan senjata tidak mampu menghentikan perang yang berkobar di antara pihak-pihak yang bertikai terutama antara pasukan Muslim Bosnia bersama-sama dengan Kroat Bosnia melawan pasukan Serbia Bosnia.
Meningkatnya pertempuran antara pasukan Muslim Bosnia dan Kroat Bosnia melawan pasukan Serbia Bosnia, antara lain di samping sebagai akibat terbentuknya Federasi Muslim Bosnia dengan Kroat Bosnia sesuai inisiatip Washington pada bulan Maret 1994, juga dikarenakan adanya persetujuan-persetujuan gencatan senjata yang tidak dipatuhi oleh pihak-pihak yang bertikai. Dengan kata lain, satu pihak mematuhi akan tetapi pihak lainnya melakukan pelanggaran-pelanggaran dan memanfaatkan gencatan senjata sebagai momentum yang baik untuk melancarkan operasi-operasi militernya.
Daerah-daerah konflik yang paling sengit antara pasukan Muslim dan Kroat Bosnia melawan Serbia Bosnia terjadi di daerah-daerah strategis utamanya di Gunung Ozren (sebelah utara kota Sarajevo), kota Brcko (bagian utara Bosnia Herzegovina), GorazdeMaglaj dan Olovo, akhirnya meluas ke wilayah Sarajevo yaitu di kota Vares (lebih kurang 40 km dari Sarajevo). Dalam pertempuran tersebut pasukan Muslim Kroat berusaha untuk merebut wilayah-wilayahnya yang hilang selama terjadinya krisis di Bosnia Herzegovina 2 tahun sebelumnya karena pasukan Serbia Bosnia telah menguasai hampir 2/3 wilayah Bosnia Herzegovina selama pertempuran-pertempuran dengan pihak Muslim Bosnia maupun pihak Kroat Bosnia.

Kemerdekaan Bosnia dan Herzegovina


Peta pembagian entitas politik di Bosnia dan Herzegovina
Yugoslavia terpecah-belah pada tahun 1991 setelah runtuhnya rezim-rezim Komunis di Eropa Timur. Mengikuti contoh Kroasia dan Slovenia, pada bulan Maret 1992 Bosnia dan Herzegovina menyatakan kemerdekaannya melalui referendum yang diikuti oleh masyarakat Muslim dan Kroasia Bosnia. Hal tersebut ditentang oleh penduduk Serbia yang ingin menguasai seluruh wilayah eks Yugoslavia.
Di bawah pimpinan Radovan Karadzic, orang Serbia Bosnia memproklamasikan Republik Srpska. Dengan bantuan pasukan federal pimpinan Jenderal Ratko Mladic, orang Serbia Bosnia berhasil menguasai 70 persen wilayah negeri itu. Dalam konflik ini, etnis Serbia yang mayoritas berusaha melenyapkan etnis Muslim dan Kroasia. Terjadilah pembantaian terbesar dalam sejarah yang jumlah korbannya hanya kalah oleh Perang Dunia. Pembunuhan, penyiksaan dan pemerkosaan olah Kaum Serbia kemudian menyebabkan pemimpin-pemimpin Serbia ditetapkan sebagai penjahat perang oleh PBB. Dalam perkembangan terakhirpun mereka menyatakan tidak puas karena tidak berhasil membersihkan etnik Muslim-Bosnia.
Akhirnya, setelah perang berdarah yang berlarut-larut, perdamaian di antara ketiga kelompok tersebut berhasil dipaksakan oleh NATO. Sesuai dengan Kesepakatan Dayton tahun 1995, keutuhan wilayah Bosnia dan Herzegovina ditegakkan namun negara tersebut dibagi dalam dua bagian: 51% wilayah gabungan Muslim-Kroasia (Federasi Bosnia dan Herzegovina) dan 49% Serbia (Republik Srpska).
Kini negeri tersebut mulai menghirup perdamaian dan ketiga belah pihak berusaha membangun saling percaya. Akan tetapi memang perlu waktu lama untuk menghapuskan permusuhan berabad-abad itu. Salah satu hal yang diusahakan untuk membangun saling percaya tersebut adalah mengadili para penjahat perang. Mantan Presiden Republik Srpska Radovan Karadžić berhasil ditangkap pada 21 Juli 2008, sementara mantan Panglima Tentara Federal JenderalRatko Mladic tertangkap pada bulan Mei 2011[1], dan sedang menjalani proses pengadilan di Mahkamah Internasional.
Sumber:wikipedia.com

0 komentar:

Posting Komentar