Selasa, 21 Agustus 2012

Perang Soviet-Afganistan


Perang Soviet-Afganistan

Perang Soviet-Afganistan merupakan masa sembilan tahun dimana Uni Soviet berusaha mempertahankan pemerintahan Marxis-Lenin di Afganistan, yaitu Partai Demokrasi Rakyat Afganistan, menghadapi mujahidin Afganistan yang ingin menggulingkan pemerintahan. Uni Soviet mendukung pemerintahan Afganistan, sementara para mujahidin mendapat dukungan dari banyak negara, antara lain Amerika Serikat dan Pakistan.
Pasukan Soviet pertama kali sampai di Afganistan pada tanggal 25 Desember 1979, dan penarikan pasukan terakhir terjadi pada tanggal 2 Februari 1989. Uni Soviet lalu mengumumkan bahwa semua pasukan mereka sudah ditarik dari Afganistan pada tanggal 15 Februari 1989. Karena banyaknya biaya dan kesia-siaan konflik ini, Perang Soviet-Afganistan sering disamakan sebagai Perang Vietnam-nya Uni Soviet.[1]
Perang ini memiliki dampak yang sangat besar, dan merupakan salah satu faktor leburnya Uni Soviet pada tahun 1991.[2

Latar belakang

Daerah yang kini bernama Afganistan sebagian besar merupakan wilayah Muslim sejak tahun 882 M. Negara dengan keadaan geografisnya berupa pegunungan dan gurun pasir mencerminkan pada komposisi etnis, budaya dan bahasanya. Populasinya pun terbagi menjadi beberapa kelompok etnis,Pashtun adalah etnis terbesar, bersama dengan TajikHazaraAimakUzbekTurkmen dan kelompok kecil lainnya.
Keikutsertaan militer Rusia di Afganistan memiliki sejarah yang panjang, berawal pada ekspansi Tsaryang disebut "Permainan Besar" antara Rusia dengan Britania Raya, dimulai pada abad ke-19 dengan kejadian yang disebut insiden Panjdeh. Ketertarikan akan daerah ini berlanjut saat era Soviet di Rusia, dengan adanya miliaran uang bantuan ekonomi dan militer untuk Afganistan pda tahun 1955 sampai1978.[3]
Pada Februari 1979revolusi Islam Iran telah mengusir shah yang didukung oleh Amerika Serikat diIran. Di Uni Soviet, tetangga Afganistan yang terletak di sebelah utara Afganistan, lebih dari 20% populasinya adalah Muslim. Banyak Muslim Soviet di Asia Tengah mempunyai hubungan yang baik terhadap Iran maupun Afganistan. Uni Soviet juga telah terpojok oleh fakta bahwa sejak Februari, Amerika Serikat telah menurunkan 20 kapal, termasuk 2 pesawat pengangkut dan ancaman konstan peperangan dari Amerika Serikat dan Iran.[4] Maret 1979 juga ditandai Amerika Serikat yang mencanangkan perjanjian perdamaian antara Israel dan Mesir. Pemimpin Uni Soviet melihat perjanjian damai antara Israel dan Mesir sebagai langkah peningkatan kekuatan Amerika Serikat di daerah tersebut. Faktanya, sebuah koran Soviet menyatakan bahwa Mesir dan Israel sekarang adalah sekutu dari Pentagon. Uni Soviet melihat perjanjian tidak hanya perjanjian tertulis di antara dua negara tapi juga persetujuan militer.[5] Selain itu, Uni Soviet menemukan bahwa Amerika Serikat menjual lebih dari 5.000 peluru kendali ke Arab Saudi dan juga membantu atas kesuksesan pertahanan Yemen melawan Faksi Komunis. Republik Rakyat Cina juga menjual RPG Tipe 69 kepada Mujahidin dalam kooperasi dengan CIA. Kemudian, hubungan erat Uni Soviet dengan Irak mengasam, karena Irak, pada Juni 1978, mulai membeli senjata yang dibuat Perancis dan Italia, dan bukan senjata buatan Uni Soviet. Namun, bantuan barat membantu pemberontakan melawan Soviet dilakukan. Beberapa partai memberikan bantuan mereka untuk membantu Mujahidin dalam alasan untuk menghancurkan pengaruh Uni Soviet.[6

Permulaan dari kekacauan

Pada bulan Juni tahun 1975, kelompok militan dari Partai Jamiat Islami berusaha menjatuhkan Pemerintahan Daoud. Mereka memulai pergerakan mereka diLembah Panjshir, 100 kilometer di utara Kabul, dan di beberapa provinsi lainnya. Meskipun begitu, pemerintah dapat meredakan kekacauan dan perubahan porsi besar dari kekacauan meminta pengungsi di Pakistan saat mereka menikmati bantuan Pemerintah Zulfikar Ali Bhutto, yang diketahui oleh kebangkitan Daoud atas isu Pashtun.[11]
Pemberontakan yang sesungguhnya dimulai tahun 1978, setelah Pemerintahan Taraki memulai serangkaian reformasi ditujukan pada "penumbangan feodalisme" di komunitas Afganistan.[12] Reformasi ini memperkenalkan beberapa perubahan, tapi mereka dipaksakan dengan cara kebrutalan. Komunitas pedesaan Afganistan masih sangat tradisional, dan perubahan lokal telah merusak komunitas; selain itu reformasi pendidikan dan kebebasan wanita pun dianggap sebagai serangan melawan Islam. Maka dari itu, reaksi melawan reformasi tersebut adalah kekacauan, sebagian besar mengadakan pemberontakan. Revolusi dimulai bulan Oktober bersama dengan orang Nuristan dari Lembah Kunar, dan dengan cepat menyebar di antara etnis lainnya, termasuk suku Pashtun. Pasukan Afghanistan terserang wabah dengan pembelotan dan moral yang kecil dan terbukti sepenuhnya tidak mampu mengatasi kekacauan. Saat musim semi tahun 1979, 24 dari 28 provinsi telah menderita akibat kekacauan dan pemberontakan. Pemberontakan mulai mengambil bagian di kota, bulan Maret tahun 1979 di Herat. Pasukan Afganistan yang dipimpin oleh Ismail Khan memberontak dan dibunuh besar-besaran kira-kira 100 penasehat Soviet.Partai Demokrasi Rakyat Afganistan membalas dengan melancarkan kampanye bombardmen yang membunuh 24.000 penduduk dalam satu kota.
Pada bulan Mei tahun 1978, pemberontak membangun benteng pertama mereka di Pakistan untuk melatih pasukan untuk pertempuran di Afganistan.
Seperti pergerakan anti-komunis lainnya pada waktu itu, pemberontakan dengan cepat mendapat bantuan dari Amerika Serikat. Seperti yang dinyatakan oleh pemimpin CIA yang sebelumnya dan Sekretaris Pertahanan sebelumnya, Robert Gates, di riwayat hidupnya "From the Shadows", Badan Intelegen Amerika Serikat mulai membantu faksi yang melawan pemerintah 6 bulan sebelum pasukan Soviet datang. Pada tanggal 3 Juli 1979, Presiden Amerika Jimmy Cartermenandatangani bahwa CIA diberi kekuasaan untuk menyebar operasi propaganda melawan rezim revolusi.
Penasehat Zbigniew Brzezinski menyatakan "Menurut sejarah, bantuan CIA kepada Mujahidin dimulai pada tahun 1980, dijaga sampai sekarang, setelah pasukan Soviet menyerbu Afganistan, 24 Desember 1979. Tapi kenyataan dirahasiakan sampai sekarang." Brzezinski sendiri memainkan peran fundamental dalam merakit kebijakan Amerika Serkat, dimana tidak diketahui oleh Mujahidin, adalah bagian dari strategi yang lebih besar "untuk membujuk inteversi militer Uni Soviet." Tahun 1998 saat wawancara dengan Le Nouvel Observateur, Brzezinski menyatakan lagi[13]
Sumber:wikipedia.com

0 komentar:

Posting Komentar